Wednesday 14 October 2009

Mencari Rindu Yang Hakiki

Sesungguhnya begitu halus perasaan seorang manusia, dengan segala rencam yang rumit, berliku dan sakit dan pedih dan kadang-kadang luka. Tetapi kadang-kadang menjadi syahdu, dan puas, dan khusyuk, dan redha atas segala yang terjadi. Begitu aku merasa gerak manusiawiku, yang rumit, teraba-raba mengikut panduan yang telah tersedia. Telah ada panduan itu. Panduan Tauhid. Panduan abadi yang menjadi teras kemanusiaanku. Lalu, tauhid yang menjadi tunjang itu seharusnya terus kukuh dalam sanubari, menjadi arah, menjadi tunggak, menjadi penunjuk arah dalam kehidupanku. Tapi aku merasa rinduku ini palsu. Rinduku pada keesaanNYA hanya berlegar sekitar bibirku. bagaimana mungkin hidup mahu menjunjung ketauhidan, tetapi gerak selalu lalai dan cuai? Khusyuk hanya tinggal mimpi, Taqwa hanya tinggal idaman, rindu padaNYA tidak terterjemah pada gerak, yang seharusnya ikhlas, sesuai dengan tarafku sebagai hamba. Jika cinta, pasti rindu. Dari rindu, menjadi gerak. Gerak yang terbit dari ikhlas, adalah tunjang kehambaanku. kemarilah rindu, datang hampir padaku.