Monday 30 March 2009

What I really want to say...


This posting is for my little brother Pak Bud.

dear little brother, you may wonder why out of nowhere I decided to dedicate a posting for you. Actually, it does not come from nowhere Bud, it comes from my heart. I have been wanting to tell you a little secret, but i keep hesitating. and my hesitation has taken tens of years.

dear little brother, i want you to know that i am blessed with having YOU as my brother. You are the best little brother anybody would ever want. remember how we went to school together way back in 1984? we rode on a bicycle, you pillion. That moment was etched in my memory, and it will remain there forever. remember also when we had our usual fights? I threw a slipper to your back and you cried. do you remember little brother, when we shared our dirty little secret behind a boulder in Bapak's lombong in Simpang balak? hehehe, i bet you do!

dear little brother, when i went to boarding school, we started to drift apart. but do you know that i always talk about you, in concealed pride? you know, i never failed to point out to anyone who would listen that i have a brother who is a "tokoh Pelajar"? when we became older, your qualities began to surface. you remember telling me, why Bapak seemed to be putting so much pressure on you to do well?. i don't know Bud, i cannot answer on behalf of him. but i do know one thing, it was because i always see you as "the Brain" amongst us. and you did well. again, everybody who knows me will know how many "A's" you got for your SPM. i was so proud of you my brother, and i still am.

Bud, why was it so difficult for me to tell you? it's just three words, so simple, yet so difficult. it took me 32 years of my life (and that's how long you have been in this world) to finally be able to muster the courage to tell you. I am so sorry for my ego, and i wonder, why it took me so long.

Dear little brother, I Love you Bro. and i want you to know that, if i have the chance to choose who i want to be my little brother, i would still choose YOU.

Wednesday 11 March 2009

PESAN BUYA HAMKA

Pada hari Ahad yang lalu, aku diizinkan ALLAH SWT menziarahi rumah kelahiran Almarhum Haji Abdul Malik Karim Amrullah, atau lebih kita kenali dengan panggilan HAMKA. Jelas aura nya berbeza, penuh kesyahduan mendengar hidupnya diriwayatkan sendiri oleh murid yang juga anak saudaranya Hanif Rasyid S.Pdi. Menelusuri jejak-jejak hidupnya, tergetus betapa jauhnya lagi perjalanan aku sendiri dalam mencari jalan menemui keikhlasan, hingga akhirnya aku nanti diizinkan kembali menemuiNYA.
Empat pesanan HAMKA, untuk jadi ingatan ku :
  1. Siapakah orang yang pintar itu ? Orang pintar adalah orang yang merasa bodoh sehingga tidak berhenti membaca dan belajar.
  2. Orang yang dapat berhubungan dengan yang Maha Suci ALLAH adalah orang yang selalu mensucikan diri. Justeru itu aku harus bertaubat dahulu sebelum berdoa, supaya dengannya aku dapat berhubung dengan ALLAH, dan semoga doaku itu dikabulkan.
  3. Orang yang berbahagia adalah orang yang merintis kehidupannya menuju kampung halamannya. Dan dimanakah kampung halaman ku? Itulah Syurga kurniaan ALLAH.
  4. Ketika rumahku diketuk oleh kemiskinan, aku buka jendela dan aku lompat keluar. Apakah kemiskinan itu? Kemiskinan Ilmu, Kemiskinan Iman, Kemiskinan Akhlak, dan Kemiskinan Harta

Pak Hanif lalu mengakhiri pertemuan kami dengan sebuah cerita;

Seekor anjing pemburuan kuat sekali kesetiaannya pada tuannya. Meskipun sedang menghadap makanan yang enak, jika dipanggil tuannya, terus ia lari menuju tuannya dan meninggalkan apa yang sedang dilakukannya. Sedang manusia, waktu leka ia dengan urusan keduniaannya, bila dilaungkan azan, tanda panggilan untuk menghadap TUHANnya, tidakkah terlintas dihatinya untuk menyahut seruan itu? Maka dimanakah letaknya diri manusia yang lalai jika dibanding anjing yang tidak berakal itu?

Ya RABBI, ampunilah aku yang sering berlaku zalim pada diriku sendiri

Al-Fatihah untuk Almarhum HAMKA.